TEMPO.CO, Jakarta - Beredar pesan berantai di WhatsApp soal dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Dalam pesan itu, korban yang mengaku bernama MS bahkan sudah pernah mengadukan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 2017.
Dalam pesan tersebut, korban yang merupakan seorang pria mengaku sudah mengalami perundungan sejak 2011, sejak bergabung dengan KPI. Ia mengatakan sejak itu, kerap dirisak oleh beberapa seniornya. Dalam pesan tersebut, MS mencantumkan nama pelaku.
MS mengatakan puncaknya pada 2015. Ia mengalami kekerasan seksual. Insiden ini membuat dia trauma. Tempo pun menghimpun sejumlah fakta mengenai perkara ini.
1. Pengakuan penyintas
MS sebelumnya mengaku mengalami perlakuan keji itu dari rekan kerjanya. "Sepanjang 2012-2014, selama dua tahun saya di-bully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya," ucap MS.
Penyintas mengatakan sudah tak terhitung berapa kali para pelaku melecehkan, memukul, memaki, dan merundung. Perendahan martabat itu, kata dia, dilakukan secara terus menerus dan berulang sehingga membuatnya tertekan dan hancur pelan-pelan.
Selanjutnya korban perundungan ditelanjangi oleh para rekan kerjanya di KPI...